Andai Islam Hanya Ritual Agama
ANDAI ISLAM HANYA RITUAL AGAMA
by Suteki
Seandainya Islam itu hanya sebatas ritual sholat, puasa, haji dan berqurban... Tentu tidak akan diserang dari segala penjuru. Tapi Islam adalah AGAMA, WAY OF LIFE sekaligus IDEOLOGI sehingga diserang bertubi-tubi. Bukan hanya dari luar tetapi juga dari dalam.
Akan runtuhkah Islam? Akan rontokkah Islam dan ormas nya ketika DPR menerima Perppu 2 2017 menjadi UU? Akan jadi buihkah umat Islam bila MK tidak menyatakan bahwa Perppu bertentangan dengan UUD 1945?
Umat Islam mayoritas di negeri ini tapi serasa minoritas yang seringkali terpojok dan dipojokkan dalam kubangan terorisme, radikalisme, intoleransi. Benarkah demikian? Padahal umat ini sangat toleran, pelindung bahkan tetap memberikan kesempatan umat lain untuk menganut dan menjalankan keyakinannya. Coba kita rasakan, di negeri mana ada umat Islam mayoritas tapi umat lain dipojokkan bahkan dibantai? Di provinsi mana ada mayoritas penduduk Islam tapi penduduk non muslim dibantai, disiksa? Adakah? Tapi lihatlah apa yg terjadi ketika Islam minoritas di suatu wilayah. Muslim Rohingnya, misalnya. What happened?
Yang sungguh aneh adalah umat Islam mayoritas tapi seolah menjadi tamu di rumah sendiri. Kita tidak menyalahkan umat lain, yang perlu disalahkan adalah kita sendiri karena kita, termasuk saya tidak punya konsistensi terhadap keyakinan kita sendiri. Jangan harap orang lain akan mengukuhkan kedudukan kita bila kita sendiri tidak mengokohkannya. Apalagi kita sendiri menggerogoti bangunan itu hingga merobohkannya. Bila tidak kita, siapa lagi yang peduli? Bila tidak sekarang haruskah kita menunggu hingga kita mati?
Menolak Perppu 2 2017--'pengusung contrarius actus principle dan due process of law--- adalah salah satu langkah mengukuhkan dan mengokohkan bangun demokrasi dan nomokrasi di Indonesia. Itu pun bila kita konsisten menjalankan sistem demokrasi dan nomokrasi itu secara benar. Meneguhkan demokrasi dan nomokrasi butuh pengorbanan untuk berqurban menyembelih kepongahan kita, menyembelih kejahiliyahan kita untuk memusuhi kebenaran dan bukan sekedar menyembelih hewan qurban. Di situlah qurban bukan sekedar ritual agama tapi lebih kepada pemihakan kita terhadap kebenaran. This is a way of life. This is an ideology not only ritual.
##Happy Iedul Adha..my friends..
by Suteki
Seandainya Islam itu hanya sebatas ritual sholat, puasa, haji dan berqurban... Tentu tidak akan diserang dari segala penjuru. Tapi Islam adalah AGAMA, WAY OF LIFE sekaligus IDEOLOGI sehingga diserang bertubi-tubi. Bukan hanya dari luar tetapi juga dari dalam.
Akan runtuhkah Islam? Akan rontokkah Islam dan ormas nya ketika DPR menerima Perppu 2 2017 menjadi UU? Akan jadi buihkah umat Islam bila MK tidak menyatakan bahwa Perppu bertentangan dengan UUD 1945?
Umat Islam mayoritas di negeri ini tapi serasa minoritas yang seringkali terpojok dan dipojokkan dalam kubangan terorisme, radikalisme, intoleransi. Benarkah demikian? Padahal umat ini sangat toleran, pelindung bahkan tetap memberikan kesempatan umat lain untuk menganut dan menjalankan keyakinannya. Coba kita rasakan, di negeri mana ada umat Islam mayoritas tapi umat lain dipojokkan bahkan dibantai? Di provinsi mana ada mayoritas penduduk Islam tapi penduduk non muslim dibantai, disiksa? Adakah? Tapi lihatlah apa yg terjadi ketika Islam minoritas di suatu wilayah. Muslim Rohingnya, misalnya. What happened?
Yang sungguh aneh adalah umat Islam mayoritas tapi seolah menjadi tamu di rumah sendiri. Kita tidak menyalahkan umat lain, yang perlu disalahkan adalah kita sendiri karena kita, termasuk saya tidak punya konsistensi terhadap keyakinan kita sendiri. Jangan harap orang lain akan mengukuhkan kedudukan kita bila kita sendiri tidak mengokohkannya. Apalagi kita sendiri menggerogoti bangunan itu hingga merobohkannya. Bila tidak kita, siapa lagi yang peduli? Bila tidak sekarang haruskah kita menunggu hingga kita mati?
Menolak Perppu 2 2017--'pengusung contrarius actus principle dan due process of law--- adalah salah satu langkah mengukuhkan dan mengokohkan bangun demokrasi dan nomokrasi di Indonesia. Itu pun bila kita konsisten menjalankan sistem demokrasi dan nomokrasi itu secara benar. Meneguhkan demokrasi dan nomokrasi butuh pengorbanan untuk berqurban menyembelih kepongahan kita, menyembelih kejahiliyahan kita untuk memusuhi kebenaran dan bukan sekedar menyembelih hewan qurban. Di situlah qurban bukan sekedar ritual agama tapi lebih kepada pemihakan kita terhadap kebenaran. This is a way of life. This is an ideology not only ritual.
##Happy Iedul Adha..my friends..
Masyaallah
BalasHapusSmoga umat islam sadar akan jati diri sesungguhnya