Moslem In Crisis...!
Suteki - Apakah cukup indentitas moslem dan Islam itu sekedar: PECI, BAJU KOKO, DAN SARUNG?
Lalu identitas ketauhidannya di mana?
Apakah cukup Islam itu hanya berurusan dengan moralitas saja?
Lalu ideologinya di mana? Ideologi Islam inilah yg seharusnya menuntun pembentukan identitas moslem sebagai rahmatan lil 'alamin. Tetapi tidak harus mengatakan SEMUA AGAMA ITU SAMA. Klo agama itu sama, mengapa kita tidak pernah atau jarang mencoba untuk pindah-pindah agama? Dalam setahun tiap dua bulan kita bisa pindah agama sesuai dengan selera kita. Why not?
Toleransi tidak harus dilakukan dengan macem cara seperti di tayangan video ini.
Benarkah begitu?
Memang benar kita blm pernah ada yang ngalami mati, tapi persoalan hidup setelah mati itu bukan RAMALAN, melainkan telah ditulis dalam kitab yang nyata, kitab Alloh Tuhan semesta alam. Nah klo dengan kitab Alloh saja tidak percaya..dengan kitab apa lagi mesti percaya?
Pendapat saya ini tidak anti kebhinekaan, justru kita mesti merawat kebhinekaan yang fitrah itu dengan menyadari keberadaannya dan dengan tetap menghormati kebhinekaan itu. Inilah toleransi tanpa harus menyebabkan krisis identitas dalam beragama.
Lalu identitas ketauhidannya di mana?
Apakah cukup Islam itu hanya berurusan dengan moralitas saja?
Lalu ideologinya di mana? Ideologi Islam inilah yg seharusnya menuntun pembentukan identitas moslem sebagai rahmatan lil 'alamin. Tetapi tidak harus mengatakan SEMUA AGAMA ITU SAMA. Klo agama itu sama, mengapa kita tidak pernah atau jarang mencoba untuk pindah-pindah agama? Dalam setahun tiap dua bulan kita bisa pindah agama sesuai dengan selera kita. Why not?
Toleransi tidak harus dilakukan dengan macem cara seperti di tayangan video ini.
(https://web.facebook.com/rindumamah/videos/10209472632748972/)
Kok nadanya sama: APA PUN AGAMANYA PASTI DIJAMIN DAPAT TEMPAT TERBAIK DI SISI ALLOH, DAPAT RUMAH... DAPAT MAKAN dst.Benarkah begitu?
Memang benar kita blm pernah ada yang ngalami mati, tapi persoalan hidup setelah mati itu bukan RAMALAN, melainkan telah ditulis dalam kitab yang nyata, kitab Alloh Tuhan semesta alam. Nah klo dengan kitab Alloh saja tidak percaya..dengan kitab apa lagi mesti percaya?
Pendapat saya ini tidak anti kebhinekaan, justru kita mesti merawat kebhinekaan yang fitrah itu dengan menyadari keberadaannya dan dengan tetap menghormati kebhinekaan itu. Inilah toleransi tanpa harus menyebabkan krisis identitas dalam beragama.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik dan ilmiah......